Benarkah Penyebab Gempa Bumi juga adalah Perbuatan Manusia?

penyebab gempa bumi

Apakah manusia juga bisa menjadi penyebab gempa bumi seperti halnya banjir yang diakibatkan banyak orang membuang sampah sembarangan? Sepertinya sudah banyak menduga juga disadari bersama bahwa ada peran tangan manusia secara tak langsung dalam kejadian alam ini di samping gempa bumi sebagai salah satu takdir Sang Pencipta.

Mengutip jurnal ilmiah karya Arie Mustofa Nur yang diterbitkan pada situs Universitas Negeri Semarang, gempa bumi adalah getaran bumi yang berasal dari dalam bumi kemudian merambat ke permukaan diakibatkan retakan bumi yang pecah dan bergeser dengan keras. Istilah retakan mengarah pada suatu struktur hasil dari peristiwa geologi yang tidak memperlihatkan perpindahan yang dapat diamati.

Gempa bumi sebagai gejala alam terdapat 5 jenis dilihat dari penyebab juga kawasan terjadinya gempa bumi tersebut.

5 Jenis dan Penyebab Gempa Bumi

Gempa Tektonik

Yaitu gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lempengan bumi dan saling bertabrakan. Jenis gempa ini sering terjadi di Indonesia. Tidak hanya terjadi pada titik sumber gempa tetapi juga getarannya bisa merambah ke daerah terdekat.

Secara letak geografis, kawasan Indonesia terletak pada pertemuan antara tiga lempengan benua. Yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik. Situasi inilah yang menjadi salah satu alasan gempa bumi tektonik sering kali terjadi di Indonesia.

Gempa Vulkanik

Sesuai dengan namanya, gempa jenis ini terjadi akibat pergerakan lahar panas atau magma yang ada pada gunung berapi karena tekanan gas di dalamnya. Biasanya terjadi sebagai sinyal bahwa gunung tersebut akan meletus. Dilihat dari tingkat bahayanya, gempa vulkanik tidak lebih berbahaya dari gempa tektonik mengingat gempa hanya dirasakan oleh sumber titik gempa tidak merambah ke daerah lain seperti gempa tektonik.

Namun lahar panas dari letusannya lebih berbahaya dari gempanya sendiri. Gempa vulkanik juga sering terjadi di daerah di Indonesia yang dikelilingi banyak gunung berapi.

Gempa Bumi Runtuhan

Sudah bisa ditebak dari namanya, penyebab gempa bumi runtuhan adalah jatuhnya bebatuan atau sesuatu yang runtuh ke bumi sehingga menimbulkan getaran bumi, seperti tanah longsor.

Gempa Bumi Buatan

Gempa bumi buatan terjadi karena adanya ledakan yang disebabkan oleh manusia, seperti uji coba bom atau senjata lainnya. Tentunya gempa bumi ini hanya bersifat lokal dan tidak merambah ke daerah yang begitu jauh.

Gempa Bumi Tumbukan

Gempa bumi ini hampir sama dengan gempa bumi runtuhan yang berasal dari permukaan luar bumi. Perbedaannya, gempa bumi tumbukan ini disebabkan oleh benda langit yang jatuh seperti meteor. Lokasi sebagai sumber gempa biasanya menjadi kawah atau lubang.

Gempa Terbesar di Indonesia Sepanjang Sejarah

Setiap orang sepertinya akan selalu mengingat peristiwa tanggal 26 Desember 2004, gempa bumi yang disusul Tsunami di Aceh. Awalnya terjadi gempa bumi terjadi sekitar 10 menit sejak pukul 07:58 WIB berkekuatan 9,1 skala Richter. Banyaknya kendaraan berhenti karena melihat banyak orang tergeletak jatuh di jalanan akibat gempa tersebut.

Belum berhenti di situ, peristiwa aneh terjadi di Meulaboh, kawasan yang terletak 245 km di Tenggara Banda Aceh. Lautan tiba-tiba banyak ikan menggelepar di pesisir pantai akibat air laut yang surut begitu jauh.

Penduduk sekitar seperti heran namun juga penasaran, beberapa di antara mereka memungut ikan-ikan di pesisir yang tadinya digenangi air yang cukup dalam. Namun, tiba-tiba gulungan ombak yang diperkirakan setinggi 24 – 30 meter seperti menerjang mengarah ke daratan Serambi Makkah itu.

Dilansir liputan6.com (18/17) gelombang raksasa ini merambah setidaknya ke 11 pantai pesisir Samudera Hindia. Yaitu Malaysia, Thailand, Sri Lanka, India, Tanzania, Somalia, Seychelles, Kenya, Maladewa, Myanmar dan Bangladesh. Sehingga jumlah keseluruhan korban mencapai 230 ribu orang.

Tidak hanya kawasan yang berdekatan dengan Indonesia, besarnya guncangan tersebut turut merasakan getarannya. NASA mencatat bahwa gempa berdampak pada perubahan rotasi Bumi, membuat durasi satu hari menjadi lebih pendek 2,68 mikrodetik. Bahkan Kutub Utara bergeser beberapa sentimeter dari letak semula.

Perbuatan Manusia yang Bisa Menjadi Penyebab Gempa Bumi

Meskipun penyebab gempa bumi yang paling mendasar adalah gejala alam, ternyata ada beberapa aktivitas manusia yang bisa memicu terjadinya gempa bumi.

Penyuntikan Bumi

Upaya penyuntikan bumi dilakukan untuk memasukkan limbah cair ke dalam bumi, sehingga bebatuan pecah struktur lempengan bumi mengalami tekanan. Selain menyuntikkan cairan limbah, penyuntikan bumi juga biasanya dilakukan untuk memperkaya cadangan minyak bumi.

Perekahan Hidrolik

Dilansir detik.com (10/18) di India terjadi gempa pada tahun 1963 yang mengguncang  waduk Bendungan Koyna pasca aktivitas infrastruktur. Korban yang tewas saat itu sekitar 200 orang. Kasus yang sama juga terjadi di Rusia pada tahun 1970-an saat ekstraksi gas alam dekat Gazli Uzbekistan. Aktivitas tersebut mengakibatkan gempa bumi terbesar di Asia Tengah dengan magnitudo 7,3 skala Richter.

Perekahan hidrolik juga disebut dengan fracking yaitu aktivitas penyuntikan air ke dalam bumi agar lapisan bebatuan biasanya dilakukan saat proyek infrastruktur.

Gedung Pencakar Langit

Bukan sekedar isapan jempol, pembangunan gedung yang begitu menjulang tinggi memang bisa mengakibatkan gempa bumi. Contoh kasus pada tahun 2006, di Taipei, terjadi gempa bumi akibat pembangunan gedung pencakar langit. Konon, ‘Taipei 101’ merupakan gedung tertinggi kedua di dunia. Berat gedung tersebut diperkirakan mencapai 700 ribu ton, prediksi para ahli mengatakan bahwa berat gedung ini memicu gempa bumi akibat mendobrak sebuah patahan kuno dalam lapisan bumi.

Gempa Bumi Bencana Alam yang Terkodrat

Bagaimana pun upaya manusia, usia alam yang semakin tua tidak dapat dibendung. Tak ada bedanya dengan manusia, seiring berjalannya waktu bumi pun menuju pada kehancuran yang tak terbendung. Mungkin beberapa peran manusia yang menjadi penyebab gempa bumi hanya mempercepat usia bertahannya alam semesta ini. Jika, diurai mata rantai penyebab gempa hingga mata rantai terakhir maka tak ada jawaban lain kecuali ketetapan Sang Pencipta.

Secara garis besar ketetapan atau sering kali disebut takdir terbagi menjadi 2 bagian.

Ketetapan Tuhan yang Masih Bisa Berubah

Ada kutipan yang fenomenal Bill Gets, “Jika Anda terlahir miskin, bukan salah Anda. Tetapi jika Anda meninggal miskin, maka itu kesalahan Anda.” Bukan berarti menegaskan setiap orang harus selalu fokus pada harta kekayaan, akan tetapi dalam kalimat tersebut memiliki makna bahwa sukses tidaknya seseorang tergantung pada usahanya sendiri.

Dengan kata lain kebahagiaan dan kesuksesan seseorang merupakan ketetapan yang masih bisa berubah sesuai kadar ikhtiar orang itu sendiri.

Ketetapan Tuhan yang Tak Dapat Berubah

Salah satu contoh ketetapan Tuhan yang tidak dapat berubah adalah hancurnya alam semesta ini alias kiamat, ketentuan setiap manusia akan mengalami kematian. Sehingga ada kalanya, manusia memang harus pasrah dalam beberapa kondisi. Pasrah bukan berarti diam, akan tetapi terus berusaha mempelajari cara bekerjanya alam semesta juga menolong korban yang tertimpa bencana.

Bagi seseorang yang memiliki keyakinan beragama, beraktivitas di dunia ini tidak semata-mata ditujukan tercapainya tujuan duniawi melainkan sebagai upaya menambah pundi-pundi pahala sebagai bekal ke alam sana.  Sehingga gagal atau tidak, tak ada ruginya secara spiritual mengingat segala kegiatan memiliki nilai pahala masing-masing.

Atas dasar pemaparan di atas, upaya manusia dalam mempelajari gejala alam merupakan salah satu bentuk ikhtiar manusia sebagai hamba Sang Pencipta yang tidak hanya didasarkan pada berhasil-tidaknya mencegah ataupun menghindari gejala alam seperti gempa bumi tersebut. Tetapi juga didasarkan pada penghambaan pada Sang Pencipta sebagai nilai ibadah demi mempersiapkan amal baik sebanyak-banyaknya menuju ke satu masa perhitungan di alam sana.

Kematian merupakan kepastian, namun cara mati seseorang adalah pilihan. Maksud pilihan di sini adalah ingat-tidaknya seseorang pada Sang Pencipta saat ajal menjemput merupakan frekuensi dari akumulasi perbuatannya di dunia selama ini. Analoginya adalah ketika seseorang mengucapkan satu kata saat ia mengalami kejadian yang mengejutkan. Misalnya, kaki tertimpa bantu secara tiba-tiba maka secara spontan mulutnya akan mengucapkan satu kata yang biasanya ia ucapkan. Bisa kata yang kotor atau sebaliknya. Seorang pemabuk sangat mungkin meninggal di meja bar, seorang penjudi sangat mungkin meninggal di meja judi. Ya, memang bisa juga terjadi sebaliknya. Misalnya, seorang yang taat beribadah meninggal di meja judi. Namun coba pikirkan, manakah yang paling mungkin? Karena setiap ada kata ‘bisa juga’ berarti terdapat kemungkinan primer yang paling realistis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *